Dirimu Dulu ... Dirimu Kini


Mungkin dulu ada masa-masa indah hadir mengisi kehidupan mu,
Ketika masa itu berlalu, mengapa harus bersedih?

Mungkin dulu ada kisah-kisah indah yang terajut mesra di jiwamu,
Ketika kisah itu harus berakhir mengapa harus disesali?

Mungkin dulu ada hari-hari indah penuh senyuman mewarnai hari-harimu,
Ketika semua meninggalkanmu, mengapa harus terhanyut didalamnya?

Bukankah hidup itu bagaikan sebuah roda putaran?
ada masa datang dan ada masa pergi
Senang dan susah, sedih dan gembira adalah sebuah ritme kehidupan
Yang datang silih berganti, serta tak mungkin dihindari,
Bersenang-senanglah dikala susah, bergembiralah manakala sedih,

Mungkin esok lusa engkau akan bertemu dengan kesenangan dan kegembiraan

Bila dirimu tidak mampu melupakan saat-saat sedih dan duka
Maka
cobalah bersahabat dengannya,
Dikala engkau mampu mengambil makna darinya
Saat itu kau akan bersyukur
Betapa indahnya hari-harimu yang telah lalu,betapapun pahitnya
Ia adalah obat bagimu, sebuah penawar kehidupanmu,
Yang dengannya engkau menikmati manisnya iman..
Sesuatu yang awalnya pahit yang akhirnya berbuah manis

Dari air kita belajar ketenangan.
Dari batu kita belajar ketegaran.
Dari lebah kita belajar memberikan banyak manfaat bagi sesama.
Dari kupu-kupu kita belajar merubah diri.
Dari padi kita belajar rendah hati.
Dari ALLAH kita belajar tentang kasih sayang yang sempurna.

Melihat ke atas memperoleh semangat untuk maju.
Melihat ke bawah, bersyukur atas semua nikmat yg kita dapat.
Melihat ke samping memperoleh semangat ukhuwah dan kebersamaan.
Melihat ke belakang sebagai pengalaman yang berharga.
Melihat ke dalam untuk interospeksi diri.

Bila kau berduka cita mengacalah pada lubuk hati,
disana kau bakal menemui bahwa engkau sedang menangisi sesuatu yang pernah engkau syukuri.

Dibalik tangis itu ada kebahagiaan
Dibalik tangis itu ada senyuman
Dibalik tangis itu ada anugerah

Alangkah bahagianya hati yang duka
yang bisa menyanyikan lagu kebahagiaan dengan hati yang gembira.

***

Apakah engkau sepertiku?
Apakah engkau juga merenung seperti pikiran-pikiran liarku?
Dan berucap dengan bahasa yang luas
karena engkau telah membentangkan cakrawala
dan aku membentangkan jiwaku

dan saat kebahagiaanku tiba
aku merengkuhnya dalam pelukan
dan berdiri tegak
di ketinggian sambil berteriak
kemarilah-kemarilah !
karena kebahagian telah datang padaku hari ini
datanglah dan saksikanlah
sesuatu yang membahagiakan itu tersenyum di mentari
lalu kubisikkan kata
"selamat tinggal kegelapan"

0 komentar:

Posting Komentar