Saudaraku, jika engkau mengutus seseorang kepadaku untuk suatu urusan, maka janganlah engkau lupa untuk mengirimkan hadiah untukku darimu. Aku tidak akan merendahkan hadiah itu. Hadiah itu adalah hadiah terbesar bagiku dari semua yang aku miliki.
Janganlah engkau mencari hadiah yang mahal untukku. Aku tidak akan membebanimu dengan sesuatu yang engkau tidak mampu. Aku hanya menginginkan hadiah seperti hadiah yang diberikan oleh Abu Darda’ kepada saudaranya seiman, Salman al Farisi. Maukah engkau mengetahui hadiah apakah itu?
Al Asy’ats bin Qais dan Jabir bin ‘Abdullah al Bajli datang menemui Salman al Farisi. Keduanya lalu masuk ke tempat Salman dalam sebuah benteng yang berada di ujung Madain.
Keduanya menghampiri Salman dan mengucapkan salam, lalu memberikan isyarat penghormatan kepadanya, kemudian berkata : “apakah engkau Salman al Farisi?”
Salman menjawab : “ya!”
Keduanya bertanya : “apakah engkau sahabat Rasulullah?”
Salman menjawab : “aku tidak tahu”
Keduanya menjadi ragu mendengar jawaban Salman tersebut, lalu mereka berkata : “mungkin bukan orang ini yang kita maksud”
Salman lantas berkata kepada keduanya : “aku adalah sahabat kalian yang kalian maksud”
Keduanya berkata : “kami mendatangimu sebagai utusan dari seorang saudara kami di negeri Syam”
Salman bertanya : “siapakah orang itu?”
Keduanya menjawab : “Abu Darda’”
Salman bertanya : “mana hadiah yang dia kirimkan melalui kalian untukku?”
Keduanya menjawab : “dia tidak mengirimkan hadiah apapun melalui kami”
Salman berkata : “bertaqwalah kalian berdua kepada Allah dan tunaikanlah amanah. Tidak ada seorang pun yang datang kepadaku yang diutus olehnya (Abu Darda’), melainkan dia datang dengan membawa hadiah”
Keduanya berkata : “kami tidak mengetahui apa-apa tentang hal ini. Namun kami memiliki harta; silahkan engkau ambil”
Salman berkata : “aku tidak menginginkan harta kalian, tetapi aku menginginkan hadiah yang diberikan melalui kalian berdua”
Keduanya berkata : “demi Allah, Abu Darda’ tidak memberikan apa pun kepada kami, kecuali dia hanya berkata kepada kami : ‘di antara kalian ada seseorang yang jika Rasulullah sedang berduaan dengan orang itu, maka beliau tidak menginginkan orang lain selain dirinya. Jika kalian mendatanginya, maka sampaikanlah salamku untuknya’”
Salman berkata : “tidak ada hadiah lain yang aku inginkan dari kalian berdua, selain hadiah ini. Hadiah apa gerangan yang lebih baik daripada ucapan salam sebagai penghormatan dari Allah yang diberkahi lagi baik?”
Saudaraku, apakah engkau telah mengetahui hadiah apa yang aku inginkan? Janganlah engkau kikir untuk memberikan hadiah itu kepadaku. Ingatlah selalu untuk menyampaikan salam, wasiat, dan doa kepadaku. Sesungguhnya semua itu sangat berarti banyak bagiku. Untuk itu, hendaknya setiap kali kita dijauhkan oleh waktu dan tempat, maka bermunajatlah kepada Allah dan katakanlah : “ya Robb, sampaikanlah salamku untuk saudaraku. Engkau Maha Mengetahui bahwa aku sangat mencintainya karena-Mu”
Janganlah engkau menganggap remeh hal seperti ini, wahai saudaraku tercinta. Apa yang keluar dari hati, niscaya akan sampai ke dalam hati. Cinta karena Allah adalah perasaan dan naluri yang diketahui oleh Allah. Hanya Dialah Yang Maha Mampu menyampaikan perasaan cinta itu, meski sejauh apa pun jarak dan tempat seseorang. Karena itu, janganlah engkau lupa untuk memberikan hadiah kepadaku.
0 komentar:
Posting Komentar