Kurban dan Pengorbanan




Ibadah kurban merupakan salah satu ibadah yang diwujudkan dalam bentuk pemotongan hewan. Menurut Alquran, ibadah ini merupakan warisan dari sejak zaman nabi Adam ada di bumi. Ketika itu, Habil dan Qabil diperintahkan oleh Allah untuk berkurban. Namun, secara khusus, Alquran menerangkan ibadah kurban seperti apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS.

Ibadah kurban merupakan ibadah yang universal karena semua nabi mengajarkan mengenai ibadah ini. Salah satu ciri khas dari ibadah kurban adalah pengorbanan seseorang untuk mengabdi kepada Allah. Adapun hal yang dikurbankan adalah segala apa pun yang dimilikinya, termasuk di dalamnya hewan peliharaan yang masih dicintai dan disayanginya.

Di sisi lain, ibadah kurban juga merupakan pelestarian sebuah pelajaran yang baik dari nabi Ibrahim yang mengurbankan putranya sendiri, Ismail. Meskipun begitu, Allah membuktikan bahwa bila seseorang telah berkurban, Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Dalam hal ini, selalu ada jaminan dari Allah bahwa orang yang berkurban tidak akan menjadi miskin.

Nabi Muhammad SAW sendiri melaksanakan ibadah kurban di Madinah setiap tahunnya. Tidak ada satu tahun pun yang beliau lewatkan untuk berkurban. Bahkan, pada tahun terakhir hidupnya, beliau berkurban 100 ekor kambing. Padahal ketika itu ekonomi keluarga beliau sedang pas-pasan. Namun, beliau mampu mempersiapkan ibadah kurban dengan baik.

Menariknya, beliau ketika itu menyatakan, “Saya berkurban untuk diri saya. Saya berkurban mewakili umat saya yang tidak mampu berkurban, dan saya berkurban mewakili keluarga saya yang tidak mampu berkurban. Karena, saya tidak tahu barangkali tahun depan saya tidak bisa berkurban lagi.”

Berkenaan dengan berkurban, Rasulullah sendiri sangat keras mengingatkan umatnya berkurban. Satu waktu beliau pernah menyatakan, “Barang siapa yang mampu berkurban tapi tidak mau berkurban, maka janganlah dekat-dekat dengan musholaku.” Merujuk pada perkataan nabi ini, sebagian ulama berpendapat bahwa ibadah kurban adalah wajib, sehingga mereka yang tidak mau berkurban, dinyatakan tidak pantas datang ke mushola nabi. Meskipun begitu, ada juga ulama yang berpendapat bahwa berkurban adalah sunnah muakad.

Dalam berkurban, nabi sendiri mencontohkan bahwa hewan yang dijadikan kurban haruslah dipilih yang baik dan usianya mencapai ketentuan minimal. Selain itu, orang yang berkurban hendaknya ikhlas dan tulus. Tak hanya itu saja, daging hewan yang dikurbankan pun harus sampai pada sasarannya, yaitu mustahik yang benar-benar berhak untuk diberi daging kurban.

Alquran sendiri menyatakan bahwa dalam ibadah kurban, bukan darah dan dagingnya yang sampai kepada Allah, melainkan ketakwaan, ketulusan, dan keikhlasan bahwa apa yang dikurbankan ditujukan untuk beribadah kepada Allah.

Selain aspek keimanan dan ketakwaan, ibadah kurban juga mampu berdampak secara sosial. 
Sederhananya, kurban adalah salah satu bentuk ibadah orang kaya kepada mereka yang tidak mampu dan miskin. Tujuannya, menghilangkan kecemburuan dan kesenjangan sosial. Diharapkan, dengan kurban, ada semacam komunikasi antara yang kaya dan miskin. Hal ini terbukti di banyak daerah di Indonesia. Nuansa keakraban mampu tercipta antara yang kaya dan yang miskin ketika ibadah kurban.

Tak hanya itu, ibadah ini juga sebagai bentuk penyadaran bagi mereka yang berlebih secara harta bahwa apa yang diperolehnya merupakan rezeki dari Allah yang harus disalurkan sesuai dengan perintah-Nya. Sehingga, daging kurban tidak boleh dimakan oleh orang yang berkurban, tetapi harus betul-betul dibagikan kepada mustahik.

Alquran sendiri menyebutkan bahwa orang-orang yang baik adalah mereka yang siap menginfakkan segala apa yang Allah berikan kepada dirinya untuk kepentingan orang lain. Bisa ilmu, keahlian, wibawa, bahkan kedudukan. Semua itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan orang banyak, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.

Sehingga dalam skala yang lebih luas, berkurban atau berkorban merupakan syarat untuk mendapatkan hasil yang baik. Misalnya saja bila mengharapkan lulus ujian, keturunan yang saleh, atau berdirinya negara yang baik. Semua itu harus ditebus dengan semangat berkurban, yaitu berkorban. Bagaimana pun, tidak ada hasil yang baik tanpa adanya pengorbanan.

http://salmanitb.com/2010/10/kurban-dan-pengorbanan/

0 komentar:

Posting Komentar