Marhalah (Tahapan) : Maksiat Seseorang, Berdampak bagi Kaum Muslimin secara Keseluruhan

Ironisnya , dampak dari maksiat yang dilakukan oleh seseorang, bukan hanya ditimpakan Allah atas dirinya saja, tetapi juga kepada seluruh jama'ah, tandzim dan bahkan kepada  seluruh kaum muslimin. Ujian dan cobaan yang Allah timpakan kepada suatu tandzim, bukan tidak mungkin adalah sebagai akibat dari maksiat  yang dilakukan oleh segelintir orang. Semakin besar maksiat dan dosa yang dilakukan, akan semakin besar pula balasan yang Allah timpakan kepada mereka. Lebih-lebih jika yang melakukan maksiat itu adalah mereka yang diberi amanah sebagai pemimpin, atau yang dipercaya menjadi teladan bagi yang lain.

Bahkan yang sangat jarang disadari sebagai maksiat yang tidak kecil adalah sikap kita membiarkan kemungkaran terjadi di depan mata kita yang justru dilakukan oleh saudara kita sesama aktifis Dakwah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :

Marhalah (tahapan) : Waspadai sikap kita 2#


Ada masanya kita bisa mencintai karena Allah. Benar-benar karena Allah..
Bertemu dalam ketaatan padaNya, menjalani tiap lembar kisah demi mencari kasihNya,
dan kadang, berpisah pun karena mengharap cintaNya.

Yaa, begitulah jika semua didasarkan karena Allah Ta’ala, saling merindu karenaNya tercermin dengan adanya nama-nama mereka yang kita sebut satu persatu berikut kesulitan dan problema hidup mereka, kita sempatkan mereka masuk dalam selarik doa-doa malam kita.

Marhalah (tahapan) : waspadai sikap kita 1#




Mudah marah dan tersinggung adalah indikasi lemahnya kondisi ruhiyah. Dalam lapangan dakwah, banyak sekali hal yang bisa memunculkan emosi dan ketersinggungan, sejak hal-hal yang bersifat praktis sampai masalah strategis dalam gerakan. misalnya terjadi misscomunication antar aktifis dalam mengelola kepanitiaan sebuah acara, hingga akhirnya ada urusan yang terlewatkan tidak ditangani. muncullah suasana saling tuduh, saling menyalahkan satu sama lain.

Atau ada pihak yang merasa kewenangannya dilangkahi oleh pihak lain, sehingga menimbulkan ketersinggungan struktural.

Selamat Tinggal Sahabatku

Sahabatku, bersama dengan ini kukirimkan salam rinduku
semoga Allah berkenan menjagamu,
hingga datang hari dimana kita bisa kembali bertemu.

Perpisahan adalah suatu keniscahyaan
seperti halnya pergiliran siang dan malam
begitu pun dengan persahabatan kita,
yang terisi kenangan perjuangan di jalan-Nya

Dulu, kita dipertemukan oleh Allah
bersama menapaki jalan dakwah ini karena Allah
dan kini, berpisah pun atas kehendak Allah.

Surat Maafku untukmu kader Dakwah

"Kini kufahami, ada tipe orang yang tidak bisa menolak amanah."

Adakalnya kita terus membebani saudara kita tanpa kita sadari,
sehingga kesusahan menderanya..
lalu kita bertanya ., "kenapa tak menolak saat ditawarkan.. mudah kan..??"
jawabnya "karena MENOLAK AMANAH tidak ada dalam kamusnya"

Mengejar Lailatul Qadr

Segala puji  bagi Allah atas berbagai macam nikmat yang Allah berikan. Shalawat dan salam atas suri tauladan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarganya dan para pengikutnya.
Semua pasti telah mengetahui keutamaan malam Lailatul Qadar. Namun, kapan malam tersebut datang? Lalu adakah tanda-tanda dari malam tersebut? Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk mendapatkan malam yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan.

Keutamaan Lailatul Qadar

Puasa Nisyfu Sya'ban ???




Assalamu'alaykum ^_^
hai FLO (Frisca Lovers).., gimana kabarnya..??
Lama tak interaksi,,.



untuk kajian kali ini, Frisca Beda mo bagi-bagi pengalaman dan sedikit ilmu ni..,
Selamat Menyimak..
****

Terbanglah ke tempat yang tinggi


Tak ada yang tidak berubah dalam hidup ini. Tak ada kondisi yang tetap. Bumi ini berputar, alam bergerak, manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya hidup. Perubahan merupakan sunnatullah yang tidak akan pernah berubah. Keadaan suatu bangsa juga pasti mengalami perubahan. Peta kejayaan dan kekalahan suatu umat pasti bergilir, seperti silih bergantinya malam, seperti perputaran roda. Itulah siklus perubahan yang tunduk pada sunatullah.

Apa rahasia di balik sunnatullah tersebut? Al-Qur’an mengajarkan, bahwa semua itu agar kita tidak jatuh dalam kubang kekecewaan dan keputusasaan. Supaya kita tidak terjerembab dan terlibas arus yang tak menentu dalam berjuang menegakkan kebenaran dan menjalani kenyataan hidup.

(Komitmen) Indibath

Ada orang yang melihat semut sebagai hewan kecil yang rakus, (hanya) karena sangat aktif mengumpulkan bahan makanan jauh lebih banyak dari panjang usia yang mungkin dijalaninya. Bahwa nama semut menjadi sebutan bagi salah satu dari 114 surat Al-Quran, memang tidak menjadi jaminan mereka tercela atau tidak, berbeda dari semisal Al-Munafiqun dan Al-Kafirun atau nama-nama lain seperti anjing (QS. 7:176), kera dan babi (QS. 5: 60). Tetapi kalau bukan untuk tujuan terpuji, untuk apa nama itu disebut dalam kitab suci, seperti surat An-Naml atau An-Nahl?

Jika saja


Jika saja Mata ini buta…..
Maka ia tak perlu menundukan pandang lagi terhadap yang haram
Jika saja Mata ini buta…..
Tak perlu lagi curi-curi pandang…..
 Melihat yang semestinya tak di pandang….
Jika saja Mata ini buta ….
Tak perlu jiwa menangis, berontak atau malah menikmati
Insan-insan yang dikarunia wajah rupawan
Jika saja Mata ini buta…..
Tentu tak perlu jiwa ini meratap sengsara karena penglihatannya
Tapi semua bukan semata salah sang Mata
Mata, jika hati ini tunduk pada-Nya saja
Takkan ada ketidakpastian angan yang terbang
Jika hati ini menyerah pada kekuatan-Nya
Tak ada lagi bayang-bayang kefanaan
Jika hati ini tegar, takkan ada lagi uring-uringan
Jika hati ini hanya memberikan cinta pada Pemiliknya
Mata …..,
Takkan pernah ada lagi gundah
 karena kecintaan pada insan
Wahai Jiwa….
Selamatkan dirimu dari bara!!!

Doa Sekedar Basa Basi


“Doakan Saya ya…”, begitulah permohonan orang kepada teman atau saudaranya yang terkadang bahkan lebih sering hanya bernilai basa-basi.
”Doa Saya selalu menyertai …" atau " Iya deh didoain....." itulah kemudian jawaban basa-basi kita pula.

Pernahkah kita benar-benar mendoakan saudara atau teman kita?
Padahal doa yang diijabah adalah sebaik-baik hadiah

mari kita tafakuri pula untaian doa kita selepas sholat.

tentang apa kita berdoa? aku, aku, aku, keluargaku, hartaku, pekerjaanku, -ku, -ku
untuk siapa kita berdoa? agar aku, untuk aku ,supaya aku, -ku, -ku

apakah kita berdoa layaknya seseorang setor muka atau benar-benar meminta?

apakah kita telah berdoa sebagai HAMBA, atau sekedar lapor tentang aneka kebutuhan kita?

apakah kita faham tentang isi doa kita dan sungguh-sungguh mengharapkannya,
atau untaian doa kita hanya file MP3 yang diputar berulang kali dari mulut kita tanpa hati kita merasakannya?

Pernahkah kita benar-benar berdoa sebagai seorang Hamba yang menginginkan
ridho dan rahmat dari Allah ?

Atau kemudian kita berpaling saat doa kita tak kunjung terkabul.


Mencari Kesegaran Hati


“Agama ini kokoh dan kuat. Masukilah dengan lunak, dan jangan sampai timbul kejenuhan dalam beribadah kepada Rabbmu.” (Al-Baihaqi)
Maha Suci Allah yang mempergilirkan siang dan malam. Kehidupan pun menjadi dinamis, seimbang, dan berkesinambungan. Ada hamba-hamba Allah yang menghidupkan siang dan malamnya untuk senantiasa dekat dengan Yang Maha Rahman dan Rahim. Tapi, tidak sedikit yang akhirnya menjauh, dan terus menjauh.
Seperti halnya tanaman, ruhani butuh siraman

Laghwi


Kehidupan memang memberikan banyak pilihan. Ada yang sulit, sedang, dan mudah. Sekian banyak manusia yang pernah singgah di dunia ini, selalu terkotak pada tiga pilihan itu.
Ada yang mengambil pilihan sulit, apa pun risikonya. Mereka rela menyiksa diri demi kebahagiaan yang diidam-idamkan. Bentuknya pun bermacam-macam. Ada yang tidak mau menikah. Ada yang mengharamkan makanan dari yang hidup seperti binatang. Dan lain-lain. Begitu pun dengan sedang dan mudah. Pilihan mudah boleh dibilang yang paling populer, paling disukai. Tak peduli dengan urusan orang lain, lingkungan yang serba susah; pokoknya bisa hidup senang. Mereka bisa tega merampas hak orang lain, menghalalkan segala cara, demi kesenangan hidup.
Islam memberikan pilihan hidup sendiri. Tidak kaku dengan tiga pilihan tadi: sulit, sedang, dan mudah.

Cintai dalam Diam


Apabila diri menyukai seseorang, jangan beritahu si dia. Karena nanti Allah malah akan mengurangi rasa cinta kita kepadaNya. Akan tetapi lebih baiknya luapkanlah pada Allah, beritahulah Allah. Karena Dialah yang mengetahui siapa yang berjodoh nantinya.

Cintai dia dalam diam, dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan. Jika benar cinta itu karena Allah, maka biarkanlah ia mengalir mengikuti aliran Allah, karena hakikatnya ia pun berhilir hanya kepada Allah. Tetapi jika kelemahan masih jelas di pelupuk mata, maka bersabarlah, berdo’alah dan berpuasalah.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’ : 32)