Hubungan Amalan kita dengan HKE (Hukum Kekekalan Energi )




Kalau postingan sebelumnya tentang pantulan, kali ini frisca akan sharing sedikit tentang hubungan amal dengan HKE ..


Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, energi hanya dapat berubah bentuk.
(..ini bunyi hukum kekekalan energi..)

Brarti .. energi di dunia ini bersifat tetap dan tidak akan diciptakan lagi dan tidak dapat hilang, yang ada hanyalah berubah bentuk.

Dengan berlakunya HKE dalam sistem kehidupan manusia, berarti semua bentuk energi yang kita keluarkan pasti tidak akan pernah hilang. Alam yang menjamin bahwa nilai dari bentuk energi yang kita hasilkan akan sama dengan nilai energi yang kita keluarkan. Energi yang dikeluarkan manusia bersifat tertutup. Artinya, energi yang keluar dari seorang manusia akan kembali ke orang yang sama. Jadi tindakan positif dan negative yang telah kita tabung, suatu saat pasti akan “dicairkan” untuk kita sendiri, bukan untuk orang lain.
Allah berfirman :
“Barang siapa yang berbuat kebaikan walau sebesar zarah pasti akan memperoleh balasan, dan barang siapa yang berbuat keburukan walau sebesar zarah akan mendapatkan balasan”
(QS. 129:7-8).

Semua energi positif atau negative suatu saat pasti akan kita dapatkan balasannya.
Mari kita simak kisah nyata berikut :

Pantulan


Pernahkah sahabat bertanya, mengapa kita dapat melihat benda-benda? Ya, jawabnya karena ada cahaya dari benda ke mata kita, entah cahaya itu memang berasal dari benda tersebut, entah karena benda itu memantulkan cahaya yang datang kepadanya lalu mengenai mata kita.

Cahaya dipantulkan oleh benda ke segala arah. Kita dapat melihat seekor kucing karena sebagian cahaya yang dipantulkan oleh kucing mengenai mata.
Atau kasus pemantulan yang lain, misalnya pantulan sebuah benda, pantulan suara, dll ..

Tapi kali ini, kita tidak akan membahas pemantulan, ataupun materi yang berbau fisika .. (klo ini silahkan tanya k bapak/ibu guru/tmn” yg demen fisika) .. ^_^

hanya sedikit sharing, sebuah kisah yang bisa kita ambil hikmahnya ..

Di alqur’an dijelaskan :
”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri ...” (Q.S. Al-Israa’ : 7)

[~.. termasuk hukum apa ya nie?? ..~]

Alkisah, seorang ayah untuk pertama kalinya mengajak anaknya yang berumur sepuluh tahun pergi berlibur ke daerah pegunungan. Tempat yang dituju itu ternyata sangat indah, berhawa sejuk, dan membawa suasana yang hening dan tentram. Banyak pohon menjulang tinggi di antara bukit-bukit dan pegunungan. Ayah dan anak itu berjalan-jalan menikmati eloknya pemandangan. Saking senengnya,sesekali bocah kecil itu melompat-lompat dan berlari lari kecil ke sana kemari.

Suatu ketika, karena kurang hati–hati saat berlari–larian, anak itu terpelincir jatuh, “aduhhhhh…! Teriaknya kesakitan. Dan sesaat hampir bersamaan, jelas terdengar suara “aduhhh..” berulang – ulang di sisi pegunungan. Anak itu terheran–heran, penasaran dan ingin tahu dari mana asal teriakan yang menirukan suaraanya tadi, si anak berteriak lagi dengan suara lebih keras.
“hai…. Siapa kamu…?
Sesaat kemudian,ia menerima jawaban yang hampir sama kerasnya, “ hai… siapa kamuuu……?”

Setelah itu, suasana kembali hening dan hanya desau angin yang terdengar. Anak kecil itu makin gusar

Untukmu sahabat


Disadari atau tidak, sahabat tidak akan pernah terhapus dari ingatan sahabatnya, sekuat apapun kita ingin menghapusnya. Karena selalu ada ruang untuk kehadirannya yg akan menjadi bagian dari kita.
Sahabat tidak pernah saling membandingkan satu sama lain, semua berarti, semua punya nilai dan masing- masing punya tempat dihati, pernah egois, pernah salah, ada marah dan kesal, biarlah menjadi warna warni persahabatan yg bisa kita rasakan.
yang pasti terlepas dari sisi manusiawi itu yakinlah seorang sahabat tidak akan luput dari doa- doa sahabatnya,meski terpisah raga dan nyawa.
Kalaupun kelak ada perpisahan selepas ada pertemuan inilah ujian kesetiaan, kejujuran, keteguhan dan kemanisan iman dari sebuah ukhuwah. Bertemu berpisah adalah janjiNya, jika tiba masa itu ya Allah terangilah taman kesabaran kami dan pertautkan kami dengan kekuatan doa.
Saat ini mungkin blm berarti kehadirannya, namun

Makna dan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW


Tanggal 12 Rabiul Awal 1432 H, bertepatan pada 15 Februari 2011 seluruh kaum muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun.

Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan peringatan hari kelahiran Muhammad.

Tujuannya adalah untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian, menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada saat itu.

Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan keteladanan Muhammad sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad adalah pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.

Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme.
Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Muhammad dapat dilihat dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.

Pertama, dalam perspektif teologis-religius,

Misteri Valentine's Day (4): Mitos-mitos Seputar Valentine



Seluruh perayaan terkait paganisme dipenuhi berbagai mitos dan legenda. Demikian pula dengan Valentine’s Day yang juga dipenuhi berbagai mitos dan kepercayaan yang bahkan sama sekali tidak masuk akal. Apa saja mitos seputar Valentine’s Day? Inilah di antaranya:
  • Pada perayaan Lupercalia, sebuah ritual paganisme yang dipercaya sebagai asal muasal Valentine’s Day, para gadis di Roma berhimpun dan menuliskan nama-nama mereka dalam selembar kecil kertas dan mengumpulkannya dalam sebuah wadah besar. Para pemuda Roma yang juga dihimpun di tempat yang sama satu-persatu mengambil sebuah kertas yang telah berisi nama seorang gadis. Para gadis dan pemud apercaya, di hari itu mereka akan menmukan jodohnya sampai dengan bertemunya mereka pada hari Lupercalia tahun berikutnya.
  • Di Eropa, terutama di daerah Wales (Inggris) dan sekitarnya, banyak anak kecil pada hari 14 Februari di dandani layaknya anak dewasa. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah sambil bernyanyi dan menari, berputar-putar layaknya pasangan muda-mudi yang tengah riang gembira.
  • Juga di wilayah Wales dan sekitarnya, di hari 14 Februari, para pemuda akan menghadiahkan sendok kayu pada kekasihnya sebagai tanda kasih sayang. Bentuk hati, kunci, disertai nama pasangannya adalah hiasan paling favorit untuk diukir di atas sendok kayu tersebut.
  • Di Romawi Kuno pula, dan ini masih dilakukan sejumlah keluarga, pada tanggal 14 Februari para gadis akan menerima hadiah berupa busana dari para pemuda. Jika sang gadis menerima hadiah tersebut maka ini adalah tanda bahwa sang gadis bersedia dinikahi si pemuda dan menjadi isterinya.
  • Banyak orang di Eropa percaya, jika mereka melihat camar melayang di udara bertepatan dengan hari Valentine, maka ini berarti

Misteri Valentine's Day (3): Mereka Dibalik Valentine's Day



Ibarat film, maka Valentine’s Day juga punya tokoh-tokoh utamanya. Siapa saja mereka? Inilah para bintang-bintangnya:
SANTO VALENTINUS
Istilah Valentine’s Day berasal dari nama Santo Valentinus. SIapa sosok Santo Valentinus sesungguhnya? Tidak ada yang tahu. Sehingga dalam usaha menghapus perayaan dan peringatan yang tidak ada dasarnya, tidak diketahui asal-muasalnya, Gereja pernah menghapus peringatan Valentine’s Day dari Kalender Gerejawi pada tahun 1969 dan melarang jemaatnya untuk merayakan Hari Kasih Sayang tersebut.
Dalam perayaan Hari Valentine, orang biasa mengucapkan “Be My Valentine” kepada pasangannya. Bagi banyak kalangan, ucapan ini seolah-olah memiliki arti sebagai “Maukah kamu menjadi yang terkasih bagiku?” atau “Maukah Kamu jadi kekasihku?”. Anggapan ini ternyata salah. Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” yang bisa diakses pada situs www.korrnet.org mengatakan bahwa istilah “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti sebagai: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini dahulu ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, dewa atau tuhan orang Romawi Kuno. Maka disadari atau tidak, ucapan “to be my Valentine”, dengan sendirinya mengandung arti meminta pasangan kita menjadi “Sang Maha Kuasa” atas diri kita. Hal ini tentu merupakan perbuatan syirik.
CUPID
Mitologi Yunani dan Roma Kuno memang sangat mengagungkan kesempurnaan ragawi dan juga syahwat. Tidak heran, jika para dewa dewi yang dipercayai mereka sebagai tuhannya pun disimbolisasikan dalam bentuk sosok manusia, laki-laki dan perempuan, yang dianggap sempurna tubuh dan juga kecantikan maupun ketampanannya. Jika seorang dewi maka mereka disimbolisasikan—dalam ribuan patung dan juga lukisan—sebagai seorang perempuan muda yang cantik, memiliki tubuh yang menggoda, dan mempunyai hasrat yang bergelora. Demikian pula penggambaran mereka untuk para dewanya, digambarkan sebagai seorang laki-laki perkasa, rupawan, dan juga sama-sama menyimpan hasrat yang dahsyat.
Salah satu dewa yang mereka puja adalah Cupid (Latin: Cupido, Amor, atau Eros), atau dalam bahasa Inggris juga biasa disebut sebagai The Desire (yang memiliki arti sebagai ‘hasrat’, ‘nafsu’, atau ‘syahwat’). Dalam mitologi Roma Kuno atau Yunani Kuno, Cupid sering digambarkan sebagai sosok

Misteri Valentine's Day (2): Mitos Santo Valentinus



Valentine’s Day konon berasal dari kisah hidup seorang Santo (orang suci dalam Katolik) yang rela menyerahkan nyawanya demi cinta orang lain. Nama orang suci itu Santo Valentinus. Namun sejarah Gereja sendiri tidak menemukan kata sepakat tentang siapa sesungguhnya sosok Santo Valentinus sendiri. Bahkan banyak yang kemudian mengakui bahwa sesungguhnya, kisah mengenai Santo Valentinus sama sekali tidak memiliki dasar yang kuat dan diyakini hanya merupakan mitos atau dongeng, sebuah eufismisme dari ‘kedustaan’. Sebab itu, Gereja sebenarnya telah mengeluarkan surat larangan bagi pengikutnya untuk ikut-ikutan merayakan ritual yang tidak berdasar ini.
Saat ini ada banyak cerita tentang Santo Valentinus. Sekurangnya ada tiga nama Valentine yang diyakini meninggal pada 14 Februari (The Catholic Encyclopedia Vol. XV, sub judul St.Valentine). Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa kekuasaan Kaisar Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya tokoh “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Tiga nama Santo yang menjadi martir tersebut yakni seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Koneksi antara ketiga martir ini dengan Hari Valentine juga tidak jelas.
VERSI PERTAMA
Versi pertama menceritakan bahwa Santo Valentinus merupakan seorang Katolik yang dengan berani mengatakan di hadapan Kaisar Cladius II yang berkuasa di Roma bahwa Yesus adalah satu-satunya tuhan dan menolak menyembah para dewa dan dewi orang Romawi. Kaisar Claudius II sangat marah dan memerintahkan agar Valentinus dimasukkan ke dalam penjara. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentinus diam-diam menulis surat dukungan dan meletakkannya di depan jeruji penjara. Ini saja versi pertama, tidak ada kisah tentang cinta dan kasih sayang.
VERSI KEDUA
Kisah kedua juga masih menceritakan tentang Kaisar Claudius II. Hanya saja

Misteri Valentine's Day (1): Bermula dari Lupercalian Festival



Jelang pertengahan Februari ini, kami mencoba mengangkat peristiwa yang dirayakan hampir seluruh anak muda di dunia, yaitu hari kasih sayang yang lebih populer dikenal sebagai Valentine's Day yang selalu jatuh pada tanggal 14 Februari.
Valentine’s Day dengan segala pernak-perniknya sesungguhnya tidak lepas dari arus utama Konspiratif yang hendak menghancurkan ketauhidan seperti yang diajarkan para penyampai Risallah sejak Adam a.s. hingga Muhammad SAW. Banyak sisi dari ‘hari istimewa’ tersebut yang belum banyak kita ketahui. Banyak yang menyangka, umat Islam dilarang mengikuti ritual tersebut semata-mata karena bersumber dari ritual kaum Nasrani. Ini salah besar. Gereja Katolik pun pernah mengeluarkan larangan umatnya untuk ikut-ikutan Valentine’s Day. Bahkan Katolik Ensiklopaedia menyatakan ritual Valentine’s Day berasal dari ritual pemujaan terhadap setan (The Satanic Ritual) dan paganisme.
Bukan itu saja, daya hancur Valentine’s Day juga dahsyat, terutama dari sisi akidah dan moral. Sasaran utama penghancuran ini tentu saja generasi muda.
Dalam bahasa Inggris, “Kasih Sayang” ditulis sebagai “Affection”, bukan “Love”. Ada perbedaan mendasar antara istilah Affection dengan Love. Yang pertama lebih dekat dengan

Ilustrasi Doa

Ilustrasi 1:
Ada 10 orang, setiap hari masing-masing berdo'a untuk kebaikan dan kebahagiaan dirinya.

Ilustrasi 2:
Ada 10 orang, setiap hari masing-masing berdo'a untuk kebaikan dan kebahagian dirinya dan 5 orang temannya.

Dalam ilustrasi 1 jumlah do'a hanya ada 10, tiap orang memperoleh 1 do'a, sementara dalam ilustrasi 2 jumlah do'a ada 60 dan tiap orang memperoleh 6 do'a.
Kalau saja peluang do'a terkabul sebesar 50%, maka pada ilustrasi 1 tidak ada seorang pun yang do'anya dikabulkan, sementara pada ilustrasi 2 setiap orang memperoleh 3 do'a yang dikabulkan.

Jadi kita memilih yang mana? Akankah hanya terus berdo'a untuk kebaikan sendiri saja?

Lalu praktisnya seperti apa?

BERCERMIN DIRI



**inspired by AA Gym Apa Adanya)

Tatkala kudatangi sebuah cermin
Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat
Namun aneh, sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat

Tatkala kutatap wajah, hatiku bertanya, Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya dan bersinar indah di surga sana?
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam?
Tatkala kutatap mata , nanar hatiku bertanya,