Istimewanya Kata Sederhana

Semua orang suka dengan satu kata ini. Namun sayangnya, kebanyakan manusia  beranggapan bahwa satu kosa kata ini mempunyai maknawi : harga yang mahal, susah diperoleh, memiliki prestis tinggi dan amat jarang orang yang bisa menyandangnya. Bayangan nuraniku keruh tidak setuju, sedih ketika satu kata yang berharga ini beranak pinak menjadi kosakata yang berarti kesukaran. Kulihat ada sesuatu yang ingin dieja dari kaca nurani untuk memantulkan bayangan  dari kata “istimewa”. Kaca-kaca itu memantulkan kembali bayangan atas apa yang aku yakini. Bahwa semua orang sangat bisa menjadi istimewa. Istimewa itu mudah. Bahkan dari hal yang  sangat sederhana.

Kaca itu memantulkan “istimewanya”  kata “sederhana”  dalam bayangan siroh.  Kaca itu memantulkan air muka sahabat nabi yang bernama Ka’ab bin Malik. Saat itu ia sedang berada pada masa penghukuman karena tidak mengikuti perang tabuk tanpa adanya alasan yang bisa dibenarkan. Selama 40 hari ia dikucilkan Rosululloh dan sahabat. Tidak ada satu orangpun yang diperbolehkan bicara dengannya. Salam darinyapun tiada seorangpun yang menjawab. Bahkan istrinyapun dipisahkan darinya. Sempitnya hati Ka’ab kala itu terukir abadi dalam Qs. At-Taubah : 118: “…hingga mereka merasa sempit, padahal bumi itu luas”

Dan ketika mendapat kabar bahwa Allah telah mengampuninya. Ka’ab bersegera menemui nabi pada suatu majeliis. Dan pada detik itu juga sebuah kata ‘sederhana’ menjelma menjadi satu kata ‘istimewa’. Ketika  Thalhah bin Ubaidillah berdiri kemudian
berjalan tergopoh-gopoh menyambut Ka’ab. Tampaknya hal sesederhana itu terasa sangat istimewa bagi Ka’ab. Ia  pernah mengaku: “tidak ada orang lain dari kaum Muhajirin yang berdiri menyambut kedatanganku selain Talhah. Kebaikan Thalhah itu tidak dapat kulupakan”

Sungguh sederhana bukan bagaimana sosok Talhah menjadi begitu ISTIMEWA dimata Ka’ab? Mungkin bagi Talhah tidak pernah berpikir, jika hal sesederhana itu bisa bertransformasi menjadi hal yang istimewa bagi Ka’ab. Ketika ia hanya berdiri untuk menyambut kedatangan Ka’ab yang telah sekian lama berada dalam kesempitan.

Kaca-kaca itu bercermin lagi pada batinku. Menunjukkan sebuah refleksi. Bahwa dari kata ‘sederhana’ dapat tereja kata ‘istimewa’. Dan bahwasannya islam tidak pernah meremehkan hal sekecil apapun. Islam selalu menghargai  kebaikan walau seremeh temeh apapun, itulah yang menjadi sebab turunnya Surah Az Zalzalah 7-8 ketika manusia-manusia meremehkan hal kecil. Begitu kata cermin beningku sembari mendengungkan ayatnya: “Maka barangsiapa memberi kebajikan sebesar zarrah (sebesar atom) niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa melakukan kejahatan sebesar zarrah dia juga akan mendapatkan balasannya”

Bagaimanapun juga  islam tidak pernah meremehkan hal kecil.  Kaca itu memantulkan suara-suara yang mengusik hatiku dengan penjelasan-penjelasan panjangnya. Menyingkirkan duri pun adalah salah satu cabang keimanan. Memberi senyum pada saudara bernilai sodaqoh.  Menunjukkan wajah dan bertutur baik pun adalah bagian yang diajarkan.

Janganlah kau pernah meremehkan kebaikan, sekecil apapun itu. Walau hanya menyampuli buku teman yang kau pinjam, membawakan satu buah apel untuk temanmu,  membelikan titipan makanan, membelikan peniti jilbab saudaramu yang sudah habis, mengantarkan sahabatmu sampai ke tempat tujuannya. Kaca-kaca itu menulis bayangan kalimat-kalimat dikepalaku. Jika kau mulai lelah berbuat baik, jika kau mulai meremehkan kebaikan-kebaikan kecil, ingatlah kisah sederhana ini. Kisah seorang salih yang selalu tekun beribadah selama 70 tahun, namun suatu ketika ia terperosok dosa besar karena melakukan zina. Setelah amalannya ditimbang, ternyata pahala amal yang sudah dilakukannya selama 70 tahun impas karena zina yang dilakukannya. Namun timbangan kebaikannya lebih berat dari kejahatannya. Kau tahu kenapa? Tanya cermin itu padaku. Karena setelah ia melakukan zina dan bertobat, ia menyedekahkan sepotong roti miliknya. Hanya karena sepotong roti itulah yang menyebabkan  ia masuk surga.
Berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya sahabat ..
jangan pedulikan seberapa remehpun itu, karena kau tidak tahu amal yang mana yang akan menyelamatkan engkau, amal mana yang membawamu ke syurga. Hatiku terasa bening oleh bayangan-bayangan yang dinampakkan cermin itu. Hingga tiba pada kisahku sendiri.

Lewat kata-kata sederhana ini ingin kusampaikan engkau begitu istimewa sahabatku.  Lewat kata-kata sederhana ini ingin kulayangkan kosakata cinta.

al-kalamu yanfudzu ma laa tanfudzuhul-ibaru
(artinya kurang lebih: perkataan itu dapat menembus apa yang tidak dapat ditembus oleh jarum)
kata-kata kadang memang hanya terdengar sederhana tapi tidak sedikit yang terinspirasi olehnya, sehingga seketika itu yang sederhana berubah jadi istimewa.


0 komentar:

Posting Komentar